Pages

Monday, April 29, 2013

Yasmin, How You Know?


Everyone knows I adore Yasmin Ahmad. Okay, this is lebay I admit. Tapi saya memang sangat mengagumi Mak Cik Yasmin.

Frankly, saya baru denger nama Yasmin Ahmad lagi awal tahun lalu. Itupun saya masih gak tahu menahu siapa sih sebenernya Yasmin ini, dan blom niat buat cari tahu. Kalo cuma sekedar baca dan tahu sih, sempet baca di programnya Jiffest, entah tahun 2005 atau 2006. Filmnya? Gak sempet nonton, bentrok sama jadwal kerjaan. Abis itu lupa. Tapi saat Ekky Iman Jaya gak brenti-brenti cerita Yasmin this Yasmin that di timelinenya, saya mulai penasaran. Tapi tetep dong gak cari tahu, geblek memang. LOL.

Singkatnya, saya akhirnya 'kenalan' sama Yasmin saat saya memutuskan datang ke @kineforum yang waktu itu lagi punya program muterin film-filmnya Yasmin Ahmad, full selama dua minggu. Dari @kineforum saya tahu kalo programnya dimulai dengan launching buku tentang Yasmin Ahmad. Bukunya sendiri bisa dibeli dengan pemesanan yang sudah mulai dibuka sebulan yang lalu. Lhaa, telat dong? Hold on, katanya sih masih ada limited stock buat dijual langsung di venue. Dan Alhamdulillah, saya kebagian! Ini kejutan pertama. Kejutan keduanya adalah hari itu ada bedah bukunya langsung, dengan Ekky Iman Jaya sebagai moderator dan teman-teman Yasmin plus Orked, adek kandung Yasmin yang dateng langsung dari Malaysia.

Malam baca di timeline, pagi mutusin buat dateng, siang dateng ke venue, dapet buku, dapet berkah buku dan sharing, I even made Orked and Jovian (her fellow worker on Leo Burnett Malaysia) signed the book for me. Meskipun semuanya seperti serba kebetulan, saya sih tetep gak percaya ini kebetulan.

Saya merasa beruntung bisa 'mengenal' Yasmin, meskipun cuma dari iklan-iklan dan film-filmnya. Semua film dan iklan Yasmin punya nafas yang sama. Sangat Malaysia, sangat multikultural, sangat manusiawi, sangat Yasmin, sekaligus sangat dekat dengan kita.

Tentang film, meskipun saya sangat suka dengan Muallaf dan trilogi Sepet-Gubra-Mukhsin, tapi the best of Yasmin menurut saya ada di Talentime. Di Talentime, Yasmin mengangkat sekian banyak issue tanpa menonjolkan yang satu lebih dari yang lain, dan surprisingly gak ribet.

Sebagian orang beranggapan iklan ala Yasmin ini terlalu menye-menye. Tapi karena pada dasarnya suka roman, drama dan cengeng alias gampang nangis, saya sih malah suka. Menye-menyenya gak lebay, dengan dosis dan takaran yang pas, gak maksa.
Iklan Yasmin favorit saya adalah iklan Leo Burnett yang dibuat untuk Petronas Malaysia. Ada 3 yang paling saya suka, Tan Hong Ming in Love yang dibuat dalam rangka hari kemerdekaan Malaysia, Old Folks yang dibuat dalam rangka Sin Cia dan Forgiving yang dibuat dalam rangka Idul Fitri.




Go find them on youtube and watch them your self, I bet you gonna end up all teary.

Yasmin insist dia tidak pernah menyengajakan untuk memasukkan pesan tertentu baik dalam film maupun iklannya, dia hanya bercerita. Tapi tanpa dia tahu, cerita yang disampaikan seperti itu efeknya lebih dasyat daripada mengirimkan sejuta pesan sms, LOL! *)


*)
As told in the book Yasmin, How You Know, after her movie screenings, some reporters would ask:
"Cik Yasmin, apa message cerita ni?"
And Yasmin would reply:
"Message? Takde message. Kalau saya nak message, saya hantar sms!"

No comments:

 

Blog Template by YummyLolly.com